Rabu, 02 Desember 2009

Film Lumpur Lapindo Diluncurkan di AS

Scottsdale, Arizona (ANTARA News) – Masyarakat dunia, termasuk Indonesia, tidak lama lagi dapat menyaksikan sebuah film dokumenter tentang tragedi bencana Lumpur Lapindo, “Mud Max”.
lapindo1



li mendapatkan jawaban-jawaban,” cetusnya.
Namun, film tersebut akhirnya dapat diselesaikan setelah melewati berbagai riset selama satu tahun dan wawancara dengan berbagai sumber.
Komentar dan keterangan dirangkum dari berbagai pihak, termasuk dari para korban dampak luapan lumpur, pemerintah daerah, pihak PT Lapindo Brantas, Walhi dan BP Migas.
lumpur-lapindo
Beda Pendapat
Di bagian akhir tayangan, “Mud Max” menaruh catatan tentang keputusan Mahkamah Agung pada Mei 2009 bahwa PT Lapindo Brantas dibebaskan dari tuduhan dan pemerintah akan mengambil alih tanggung jawab penanggulangan banjir lumpur di Sidoarjo dari Lapindo Brantas.

Bagian itu juga mengungkapkan kecenderungan bahwa kontroversi soal Lumpur Lapindo akan terus berlanjut, demikian pula perbedaan pendapat di kalangan pakar tentang penyebab luapan lumpur di Sidoarjo.
“Mud Max” melaporkan bahwa simposium tentang lumpur Lapindo yang diadakan London Geological Society dan American Association of Petroleum Geologists (AAPG) Oktober 2008, misalnya, tidak dapat membuktikan pembenaran ilmiah tentang penyebab menyemburnya lumpur.
Sebelumnya menurut catatan media, simposium yang diadakan di Cape Town, Afrika Selatan, itu diakhiri dengan pemungutan suara karena pendapat-pendapat yang disampaikan para ahli tentang penyebab lumpur Lapindo sangat bertentangan.
Pemungutan suara yang diikuti oleh 74 ahli perminyakan dunia menunjukkan bahwa 42 ilmuwan mendukung teori bahwa pengeboran ladang Banjar Panji 1 di Sidoarjo yang dilakukan oleh Lapindo Brantas merupakan penyebab menyemburnya lumpur.
Tiga ilmuwan setuju dengan pendapat bahwa semburan lumpur pada 29 Mei 2006 itu disebabkan gempa bumi yang mengguncang Yogyakarta dua hari sebelumnya.
Enam belas ilmuwan menganggap bukti-bukti yang disampaikan para pakar pembicara tidak meyakinkan; dan 13 ilmuwan lainnya mendukung pendapat bahwa luapan lumpur merupakan kombinasi dampak dari terjadinya gempa bumi serta pengeboran di ladang eksplorasi.
Menurut Chris Fong, “Mud Max” dengan naskah versi Bahasa Indonesia akan diluncurkan di Indonesia pada Januari 2010.

sumber : http://www.edisonkuo.com/eb/category/national/




Comments :

0 komentar to “Film Lumpur Lapindo Diluncurkan di AS”